Translate

Kamis, 07 Juni 2012

Petir part2

Mimpi yang Aneh..
karya Ismira
   
    Hari yang aneh dalam hidupku mulai terjadi.  cuaca yang tiba-tiba  mendung tapi di musim kemarau yang panjang tetap tak menyurutkan niatku.  Tepat pukul 13.45 aku keluar dari gerbang sekolah, aku berniat untuk mencari sebuah DVD terbaru dari serial games yang menjadi games favoritku. Aku memutuskan lewat perempatan gang yang sempit agar lebih cepat. Siang itu,  aku memutuskan pergi sendiri tanpa memberi tahu kedua saudara kembarku. Entah suatu kebetulan atau apalah itu tapi aku merasa lebih nyaman jalan sendiri tanpa mereka. Kebiasaanku menyendiri mungkin sebagai salah satu penyebabnya.
    Melewati gang sempit diperempatan jalan kampung, membuat hatiku sedikit tersentak. Petir...petir...!!! suara aneh yang belakangan ini mulai mengganggu pikiranku  dan mulai menguji nalarku yang menurutku tidak memiliki gangguan sama sekali. Petir..petir.. suara aneh itu terdengar kembali namun aku tak melihat seorangpun di tempat itu. Eemmm.... mana mungkin ada yang mengenalku di daerah ini.  Aku memutuskan untuk mempercepat langkah kaki di jalan setapak tanpa aspal itu.
    Melewati pembelokan yang memutari pertokoan akhirnya aku sampai di rental kecil yang menyedikan sewa DVD bagi siapa saja yang memiliki kartu anggota atau siapa saja yang berminat, hanya dengan sepuluh ribu rupiah, tiga kaset DVD sudah dapat dibawah pulang selama seminggu. Siang..den, baru pulang? Sapa mang tarjo, pemilik rental tersebut. Kok..baru muncul den? Dendanya udah numpuk tuh..?. sibuk mang..!!! jawabku ala kadarnya. Eman dendannya berapa mang,,, aden udah 6 hari telatnya dikali dua ribu berarti RP 12.000 den. Mendengar logat mang tarjo masih kental  dengan logat  kejawa-jawaannya, membuatku sedikit terhibur. Kenapa aden baru datang? Pertanyaan tersebut kembali dilontarkannya padaku yang masih terbuai dengan logat tersebut. Entah mengapa? Pertanyaan tersebut kembali mengusik hati yang selalu resah dan tak menentu seperti ini seolah-olah peristiwa yang menakutkan akan terjadi padaku.
    Aku tau betul perasaan seperti ini juga perna aku rasakan beberapa tahun silam ketika ibuku meninggal dan sudah lama hilang berganti dengan perasaan yang penuh kebencian terhadap ayahku dan kesendiri. Ya..kesendirian, kepergian ibu untuk selamanya memutuskan tali komunikasi dengan kedua saudara kembarku,,aku lebih senang menyendiri dan menghabiskan waktu dengan bermain games, sedangkan topan dan  Guntur justru mengusik kesendirian mereka di luar rumah.
    Sejak ibuku meninggal kehidupan kami menjadi hancur berantakan,,, Ayahku menjadi pemarah yang abadi, aku  menjadi penyendiri yang cuek dan menjadi pemarah seperti ayahku sedangkan Guntur yang tidak jelas dimana ia selalu berada tidak ada yang bisa menebak,,,yang terparah terjadi pada Topan, ia  masuk dalam band  sebagai gitaris dan menjerumuskannya pada pergaulan bebas dan klub malam.
    Ayahku yang pemarah menjadi semakin jarang pulang seperti Guntur. Rumahku yang mewahseakan menjadi bangunan tanpa tuan. Semenjak di keluarkan dari sekolah karena tawuran, Guntur yang berwibawa, ramah dan cerdas menjadi berandalan sejati. Kehancuran perlahan yang menyenangkan setan.
    Hari sudah mulai gelap ketika aku sampai di rumah, rumah yang gelap tanpa penghuni. Perlahan aku menelusuri ruangan  untuk menyalakan lampu tiba-tiba hatiku mulai merasa sesuatu yang aneh lagi. Petir...petir...!!! suara aneh yang sealu mengganguku kembali lagi. Siap disitu? Siapa itu? jangan main-mainya, kamu pikir saja akan takut ha !!! bentakku terhadap suara itu tapi suara itu justru semain jelas terdengar. Aku bilang siapa itu? kalau berani tampakkan wajahmu !!! gema suaraku yang lantang terdengar jelas di ruangan yang besar itu.
    Lelah membuatku tertidur di sofa. Teng...teng !!! bunyi jam yang menandakan jam 12 malam memangunkanku yang masih mengenakan seragam sekolah. Lapar diperutku membuatku sedikit berkunang-kunang karena pusing akhirnya aku memutuskan untuk memasak air untuk menyiram mie instan. Sepertinya, Ayah, Guntur dan Topan tidak pulang lagi. Di antara mereka bertiga akulah yang selalu setia pada rumah ini,, rumah yang menyimpan sedikit kenangan indah masa kecilku bersama dua saudara kembarku serta orang tua yang masih lengkap. Secarik senyum mengembang di wajahku. Apa yang dikehendaki langit pada keluarga ini tanya batinku?
    Selesai makan, aku langsung menujuh kamarku untuk melanjutkan tidurku yang sempat terbangun tadi. Dengan hanya melepas bajuku saja aku kembali tidur nynyak. Sepeti di malam-malam berikutnya, aku tidak peduli dengan keadaan sekitar, pintu yang tidak terkunci, mampu yang kadang tidak di matikan, TV yang menyala sepanjang hari maupun sepanjang malam yang aku tahu bahwa semua tagihan tersebut bukan aku yang bayar. Aku tak peduli pencuri masuk dan mengjarah semua yang ada. Aku bahkan berharap agar perampok berskala internasional dan sangat profesional datang mengambil semua yang ada di rumah ini dan turut membunuhku. Aku rasa kematian lebih menyenangkan dibandingkan hidup seperti ini.
    Tidurku yang lelap,,,,di padang yang luas, aku berjalan menuju hutan yang lebat mengikuti seekor kijang yang menarik perhatianku. Bibirku tersenyum sembari berlari-lari kecil memasuki rutan yang lebat. Kakiku yang tanpa alas menyinjak ranting pohon hingga menimbulkan bunyi berderik dan membuat beberapa burung segera terbang karena merasa terancam. Aku berlahan kembali mengikuti kijang tersebut yang sudah mulai menjauh.    Perlahan aku mengendap-ndap di balik pepohon besar berharap dapat melihat lebih dekat dipuncak tebing aku melihat kijang tersebut membalikkan badannya padaku seraya menunggu. Aku merayap menelusuri semak-semak dan bertahan tanpa gerak di pingir tebing. Tiba-tiba kijang tersebut memanggil namaku...petir...petir kemari !!! aku kaget setengah mati dan tanpa berkutip kijang tersebut mengentakkan kaki belakangngnya lalu sekuat tenaga menerjangku dan aku yang tidak siap akhirnya terjatuh dalam jurang yang dalam....aaaahhhhh!!! aduk teriak sekencang-kencangnya.ak Aneh,,tapi aku masih berada dipuncak tebik  melihat tubuhku yang tidak berdaya terjatuh tapi anehnya aku tidak merasa sakit sama sekali,,,lalu siapa yang terjatuh tadi? Seperti diriku tapi bukan aku,, lalu siapa ?  aku terbangun dengan  keringat dingin yang telah membasahi jidatku dan kaos dalam yang aku kenakan. Aku tersadar,,,uhhh kenapa akau selalu bermimpi yang aneh beberapa minggu ini dan mimpi itu selalu sama selalu ada yang memanggil-manggil namaku.
    Dalam pergulatan batinku tiba-tiba bel berbunyi. Siapa yang datang dini hari seperti ini, aduuhhh...ganggu ajak !!!. ya,,,siapa ?? aku membuka pintu, maaf apa benar ini kediaman saudara Guntur. Eemm...iya benar, ada apa ya,, pak ko malam-malam begini pak polisi...maaf dek !! jawab seorang pria tegap dengan seragam lengkap tersebut,, apa orang tua adik ada di rumah??  Maaf kedua orang tua saya sedang tidak di rumah. Memang ada apa ya pak ??  begini de’..saudara Guntur, tewas malam tadi karena ikut ikut balapan liar dan mengemudi dalam keadaan mabuk karena pengaruh obat terlarang !!! tersentak aku mendengar kabar buruk tersebut ,, bisa adik ikut saya untuk memastikan korban? Iya..pak suaraku yang aparau dicampur gemetar hanya dianggukan oleh pak polisi yang mengerti apa  maksud ucapannku.
    Bagai kehilangan,sebelah sayapku.. aku kehilangan saudara kembarku, belahan jiwaku...mimpik aneh mungkin menjadi pertanda tersebut. Yang terjatuh dalam tebing itu bukan aku tapi Guntur kakak kembarku yang baik hati tewas secara tragis di jalan raya, di tengah malam yang dingin di tengah kejamnya dunia tanpa pesan dan kesan, tanpa sepatah kata tanpa seseorang di sisinya tapi ia menghadap Pencipta seorang diri tanpa seseorang yang berarti di sisinya. Mengapa seperti ini akhir hidupmu,,, ???
    Ayah..dimana dirimu ,,,Topan kamu dimana. Dimanakah kalian tidakkan kalian memiliki rasa,, tidak inginkah kalian melihat tubuh yang telah kaku ini,,,?? Dimana kalian berada sekarang tak banyak waktu yang tersisah untuk Guntur yang berwibawa,, tak inginkah kalian bertemu untuk terakhir kalianya.??? Dimanakah kalian dang mengapa harus seperti ini. ...

                                           *****bersambung******
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar