Translate

Jumat, 08 Juni 2012

RPP paragraf Deduktif dan Induktif


                    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                     (RPP)

Satuan Pendidikan   :  SMA
Mata Pelajaran        :  Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester      :  XI/I
Alokasi waktu         :  2 x 40 Menit

A.  STANDAR KOMPETENSI
       Menulis: menggungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola deduktif dan induktif.

 B.  KOMPETENSI DASAR
  Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif

C.  INDIKATOR
1.  Kognitif
      a.   proses
       
            Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
            Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
            Menemukan paragraf induktif dan deduktif
       b.   Produk
              Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
              Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
              Menentukan paragraf induktif dan deduktif 
  2.    Psikomotor
          Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif 

    3.   Afektif
        a.  Karakter
              Tanggung jawab
               kritis
               disiplin  
        b.  Keterampilan sosial
              Berbahasa santun dan komunikatif
              Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
              Membantu teman yang mengalami kesulitan

 D. TUJUAN PEMBELAJARAN
   
1. Kognitif
  a. Proses

      Setelah membaca dan memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca    nyaring, siswa secara berkelompok diharapkan dapat; 
    1.  Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    2. Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    3. Menemukan paragraf induktif dan deduktif
   b.  Produk
        Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara berkelompok diharapkan dapat;
  1.  Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
  2.  Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama  Menentukan paragraf induktif dan deduktif    
2. Psikomotor
             Setelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat:
  •  Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif 
 
  3.  Afektif

   a.  Karakter
         Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap:
  •     tanggung jawab
  •     kritis
  •     disiplin
   b.   Keterampilan sosial
            Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan kecakapan sosial yang meliputi:
  •   Berbahasa santun dan komunikatif
  •  Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
  •   Membantu teman yang mengalami kesulitan

E.  MATERI PEMBELAJARAN

        Paragraf yang berpola deduktif dan induktif
        Kalimat utama dan kalimat penjelas
        Perbedaan deduktif dan induktif

F.  MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

       Pendekatan                  :    Pembelajaran Kontekstual 
       Model Pembelajaran    :    Kooperatif Tipe STAD
       Metode                        :    Tanya jawab, pemodelan, penugasan, dan unjuk kerja

  G. BAHAN DAN MEDIA

        Wacana tulis (artikel)
         LKS
         Kertas HVS
         ALAT
         Spidol
         Format evaluasi
         Pedoman penilaian dan penskoran


HSKENARIO PEMBELAJARAN

No.
KEGIATAN

Penilaian Pengamat





               PERTEMUAN I (80 menit)
 
1234
A1
Kegiatan Awal (15)

 Tahap 1 (5 menit): Pemancingan dengan mula-mula menanyakan kesiapan belajar siswa, lalu menanyakan pengetahuan dan pengalaman siswa tentang paragraf.

Tahap 2 (10 menit): Pengarahan dengan mula-mula bertanya jawab tentang jenis-jenis paragraf  berdasarkan letak kalimat utamanya, kemudian diakhiri dengan penegasan guru tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam proses pembelajaran pada pertemuan itu.  






B1
 Kegiatan Inti (55 menit)

 guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian memberikan pemahaman kepada siswa mengenai paragraf deduktif dan induktif, serta perbedaan antara kalimat utama dan kalimat penjelas 




C1
Kegiatan Akhir (10 menit)

Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan umum atas semua butir pembelajaran yang telah dilaksanakan;
Siswa  diminta menyampaikan kesan dan saran (jika ada) terhadap proses pembelajaran yang baru selesai mereka ikuti;
Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel di media masa yang akan mereka identifikasi paragraf deduktif dan induktif   







I.  SUMBER PEMBELAJARAN
        Wacana tulis
         Materi Essensial MGMP Sekolah
         Lembar Pegangan Guru
         LKS 1 ; LKS 2
         LP 1 ; LP 2
         Silabus


 J.  EVALUASI DAN PENILAIAN

 1. Evaluasi
    a. Evaluasi Proses:
          dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas peserta  (siswa) dalam menggarap  tugas, diskusi, kegiatan tanya jawab, dan dialog informal.

   b.   Evaluasi Hasil:
            dilakukan berdasarkan analisis hasil pengerjaan tugas dan pengerjaan tes, dan pengamatan unjuk keterampilan (performance)

 2. Penilaian

     a.    Jenis Tagihan Penilaian:
              LKS 1 dan LP 1, LKS 2 dan LP 2, , LP 4, LP 5
             Tugas Individu: menggunakan LKS 3 ; LP 3

      b.  Bentuk Instrumen Penilaian:
            Uraian bebas
            Jawaban singkat
            Pilihan ganda



Satuan Pendidikan      :   SMA
Mata Pelajaran          :    Bahasa Indonesia
Kelas/Semester          :    XI/I
Standar Kompetensi   :   Membaca
Kompetensi Dasar      :   Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan           membaca intensif

LEMBAR PEGANGAN GURU
 (LPG)

Pengertian Paragraf

           Paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping“) adalah Unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau gagasan utama dan kalimat penjelas atau gagasan penjelas. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Syarat sebuah paragraf di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
 1.   Kalimat utama
          Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
  2.   Kalimat Penjelas
          Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
          Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini terbagi atas 4 yakni :
1.  Paragraf Deduktif
         Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.

        Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.

 2.   Paragraf Induktif
         Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.

   3. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
             Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.

  4.  Paragraf Tersebar
           Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.





DAFTAR PUSTAKA
Irawan, yudi (dkk). 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan





LEMBAR PENILAIAN
LP 1 : KOGNITIF PROSES
Pedoman Penskoran LKS 1
                
NoKomponenDeskriptor
  Skor
  Bobot
Skor x Bobot
Catatan
1
.Menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam  paragraf    
a .Dapat menemukan kalimat    utama  dan kalimat penjelas pada semua paragraf.

b.Hanya dapat menemukan kalimat utama  dan  kalimat penjelas pada beberapa  paragraf .

c.Tidak dapat menemukan  kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf.   
2


1


0   

5

2Menemukan paragraf yang berpola deduktif dan induktifa.Dapat menemukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada semua paragraf

b.Hanya dapat menemukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada beberapa  paragraf .

c.Tidak dapat menemukan  paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada semua paragraph   
2


1


0   
5

Jumlah





Catatan :      0 = Sangat kurang       1  = kurang               2 = baik

Cara Pemberian Nilai
Rumus :
             Nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100







LP 2 : KOGNITIF PRODUK
Pedoman Penskoran LKS 2

No
Komponen
Deskriptor
  Skor
BobotSkor x BobotCatatan
1Menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam  paragraf a.Dapat menentukan kalimat utama  dan kalimat penjelas pada semua paragraf

b.Hanya dapat menentukan kalimat utama  dan  kalimat penjelas pada beberapa  paragraf .

c.Tidak dapat menentukan  kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf.   
2


1


0   
5

2Menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  a.Dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada semua paragraf

b.Hanya dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada beberapa  paragraf .

c.Tidak dapat menentukan  paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada semua paragraf
2


1

0   
5

Jumlah





Catatan :  0 = Sangat kurang  1  = kurang   2 = baik

Cara Pemberian Nilai
   Rumus :
                Nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100
               



LP 3 =PSIKOMOTOR
Pedoman Penskoran LKS 3

NoKomponen  DeskriptorSkorBobotSkor x BobotCatatan
1Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif a.Dapat menjelaskan dengan sangat jelas dengan bahasa yang efektif dan santun.

b.Dapat menjelaskan, namun dengan terbata-bata.

c.Tidak dapat menjelaskan apa-apa.   
3

2

0   
5

Jumlah





Catatan :  0 = Sangat kurang     2 = cukup baik      3 = baik

Cara Pemberian Nilai
     Rumus :
                  Nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100



LP 4 = Afektif : Perilaku 

Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik

No.
Rincian tugas kinerja

Memerlukan perbaikan (D)  

Menunjukkan kemajuan (C)

Memuaskan (B)

Sangat baik (A)
1Tanggung jawab



2Kritis



3   Disiplin






                                                                                                                             Hari/Tanggal :

                                                                                                                            Guru/Pengamat


                                                                                                                         (…………………..)





LP 5 = Afektif : Perilaku Keterampilan Sosial

Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik


No.
Rincian tugas kinerja

Memerlukan perbaikan (D)

Menunjukkan kemajuan (C)

  Memuaskan (B) 

Sangat baik (A)
1Berbahasa santun dan komunikatif



2Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok



3Membantu  teman yang kesulitan






                                                                                                                          Hari/Tanggal :

                                                                                                                           Guru/Pengamat


                                                                                                                       (…………………..)





MEDIA PEMBELAJARAN

Bacalah Kutipan Artikel Berikut!

Efek Rumah Kaca

             Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika mengenai permukaan bumi, energi berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagi radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya panas akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata  tahunan bumi terus meningkat.
           Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsenterasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala mahkluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15˚C (59˚F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33˚C (59˚F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18˚C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akibatnya jumlah gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
            Kenaikan suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan.misalnya naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan
               Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perbedaan politik dan publik di dunia mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut. Sebagian besar Negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca 



                                                                                                           Kendari,  Desember 2011
Guru Pamong                                                                                       Mahasiswa KKP                                                               




HARLINA, S.Pd                                                                                            A R I S
NIP  197605292007012012                                                                    A1D1 07 105




                                                                     Mengetahui,
                                                 Kepala SMA Kartika VII-2 Kendari


                                                            Drs. H. NP. DAHLAN

Kamis, 07 Juni 2012

Petir part2

Mimpi yang Aneh..
karya Ismira
   
    Hari yang aneh dalam hidupku mulai terjadi.  cuaca yang tiba-tiba  mendung tapi di musim kemarau yang panjang tetap tak menyurutkan niatku.  Tepat pukul 13.45 aku keluar dari gerbang sekolah, aku berniat untuk mencari sebuah DVD terbaru dari serial games yang menjadi games favoritku. Aku memutuskan lewat perempatan gang yang sempit agar lebih cepat. Siang itu,  aku memutuskan pergi sendiri tanpa memberi tahu kedua saudara kembarku. Entah suatu kebetulan atau apalah itu tapi aku merasa lebih nyaman jalan sendiri tanpa mereka. Kebiasaanku menyendiri mungkin sebagai salah satu penyebabnya.
    Melewati gang sempit diperempatan jalan kampung, membuat hatiku sedikit tersentak. Petir...petir...!!! suara aneh yang belakangan ini mulai mengganggu pikiranku  dan mulai menguji nalarku yang menurutku tidak memiliki gangguan sama sekali. Petir..petir.. suara aneh itu terdengar kembali namun aku tak melihat seorangpun di tempat itu. Eemmm.... mana mungkin ada yang mengenalku di daerah ini.  Aku memutuskan untuk mempercepat langkah kaki di jalan setapak tanpa aspal itu.
    Melewati pembelokan yang memutari pertokoan akhirnya aku sampai di rental kecil yang menyedikan sewa DVD bagi siapa saja yang memiliki kartu anggota atau siapa saja yang berminat, hanya dengan sepuluh ribu rupiah, tiga kaset DVD sudah dapat dibawah pulang selama seminggu. Siang..den, baru pulang? Sapa mang tarjo, pemilik rental tersebut. Kok..baru muncul den? Dendanya udah numpuk tuh..?. sibuk mang..!!! jawabku ala kadarnya. Eman dendannya berapa mang,,, aden udah 6 hari telatnya dikali dua ribu berarti RP 12.000 den. Mendengar logat mang tarjo masih kental  dengan logat  kejawa-jawaannya, membuatku sedikit terhibur. Kenapa aden baru datang? Pertanyaan tersebut kembali dilontarkannya padaku yang masih terbuai dengan logat tersebut. Entah mengapa? Pertanyaan tersebut kembali mengusik hati yang selalu resah dan tak menentu seperti ini seolah-olah peristiwa yang menakutkan akan terjadi padaku.
    Aku tau betul perasaan seperti ini juga perna aku rasakan beberapa tahun silam ketika ibuku meninggal dan sudah lama hilang berganti dengan perasaan yang penuh kebencian terhadap ayahku dan kesendiri. Ya..kesendirian, kepergian ibu untuk selamanya memutuskan tali komunikasi dengan kedua saudara kembarku,,aku lebih senang menyendiri dan menghabiskan waktu dengan bermain games, sedangkan topan dan  Guntur justru mengusik kesendirian mereka di luar rumah.
    Sejak ibuku meninggal kehidupan kami menjadi hancur berantakan,,, Ayahku menjadi pemarah yang abadi, aku  menjadi penyendiri yang cuek dan menjadi pemarah seperti ayahku sedangkan Guntur yang tidak jelas dimana ia selalu berada tidak ada yang bisa menebak,,,yang terparah terjadi pada Topan, ia  masuk dalam band  sebagai gitaris dan menjerumuskannya pada pergaulan bebas dan klub malam.
    Ayahku yang pemarah menjadi semakin jarang pulang seperti Guntur. Rumahku yang mewahseakan menjadi bangunan tanpa tuan. Semenjak di keluarkan dari sekolah karena tawuran, Guntur yang berwibawa, ramah dan cerdas menjadi berandalan sejati. Kehancuran perlahan yang menyenangkan setan.
    Hari sudah mulai gelap ketika aku sampai di rumah, rumah yang gelap tanpa penghuni. Perlahan aku menelusuri ruangan  untuk menyalakan lampu tiba-tiba hatiku mulai merasa sesuatu yang aneh lagi. Petir...petir...!!! suara aneh yang sealu mengganguku kembali lagi. Siap disitu? Siapa itu? jangan main-mainya, kamu pikir saja akan takut ha !!! bentakku terhadap suara itu tapi suara itu justru semain jelas terdengar. Aku bilang siapa itu? kalau berani tampakkan wajahmu !!! gema suaraku yang lantang terdengar jelas di ruangan yang besar itu.
    Lelah membuatku tertidur di sofa. Teng...teng !!! bunyi jam yang menandakan jam 12 malam memangunkanku yang masih mengenakan seragam sekolah. Lapar diperutku membuatku sedikit berkunang-kunang karena pusing akhirnya aku memutuskan untuk memasak air untuk menyiram mie instan. Sepertinya, Ayah, Guntur dan Topan tidak pulang lagi. Di antara mereka bertiga akulah yang selalu setia pada rumah ini,, rumah yang menyimpan sedikit kenangan indah masa kecilku bersama dua saudara kembarku serta orang tua yang masih lengkap. Secarik senyum mengembang di wajahku. Apa yang dikehendaki langit pada keluarga ini tanya batinku?
    Selesai makan, aku langsung menujuh kamarku untuk melanjutkan tidurku yang sempat terbangun tadi. Dengan hanya melepas bajuku saja aku kembali tidur nynyak. Sepeti di malam-malam berikutnya, aku tidak peduli dengan keadaan sekitar, pintu yang tidak terkunci, mampu yang kadang tidak di matikan, TV yang menyala sepanjang hari maupun sepanjang malam yang aku tahu bahwa semua tagihan tersebut bukan aku yang bayar. Aku tak peduli pencuri masuk dan mengjarah semua yang ada. Aku bahkan berharap agar perampok berskala internasional dan sangat profesional datang mengambil semua yang ada di rumah ini dan turut membunuhku. Aku rasa kematian lebih menyenangkan dibandingkan hidup seperti ini.
    Tidurku yang lelap,,,,di padang yang luas, aku berjalan menuju hutan yang lebat mengikuti seekor kijang yang menarik perhatianku. Bibirku tersenyum sembari berlari-lari kecil memasuki rutan yang lebat. Kakiku yang tanpa alas menyinjak ranting pohon hingga menimbulkan bunyi berderik dan membuat beberapa burung segera terbang karena merasa terancam. Aku berlahan kembali mengikuti kijang tersebut yang sudah mulai menjauh.    Perlahan aku mengendap-ndap di balik pepohon besar berharap dapat melihat lebih dekat dipuncak tebing aku melihat kijang tersebut membalikkan badannya padaku seraya menunggu. Aku merayap menelusuri semak-semak dan bertahan tanpa gerak di pingir tebing. Tiba-tiba kijang tersebut memanggil namaku...petir...petir kemari !!! aku kaget setengah mati dan tanpa berkutip kijang tersebut mengentakkan kaki belakangngnya lalu sekuat tenaga menerjangku dan aku yang tidak siap akhirnya terjatuh dalam jurang yang dalam....aaaahhhhh!!! aduk teriak sekencang-kencangnya.ak Aneh,,tapi aku masih berada dipuncak tebik  melihat tubuhku yang tidak berdaya terjatuh tapi anehnya aku tidak merasa sakit sama sekali,,,lalu siapa yang terjatuh tadi? Seperti diriku tapi bukan aku,, lalu siapa ?  aku terbangun dengan  keringat dingin yang telah membasahi jidatku dan kaos dalam yang aku kenakan. Aku tersadar,,,uhhh kenapa akau selalu bermimpi yang aneh beberapa minggu ini dan mimpi itu selalu sama selalu ada yang memanggil-manggil namaku.
    Dalam pergulatan batinku tiba-tiba bel berbunyi. Siapa yang datang dini hari seperti ini, aduuhhh...ganggu ajak !!!. ya,,,siapa ?? aku membuka pintu, maaf apa benar ini kediaman saudara Guntur. Eemm...iya benar, ada apa ya,, pak ko malam-malam begini pak polisi...maaf dek !! jawab seorang pria tegap dengan seragam lengkap tersebut,, apa orang tua adik ada di rumah??  Maaf kedua orang tua saya sedang tidak di rumah. Memang ada apa ya pak ??  begini de’..saudara Guntur, tewas malam tadi karena ikut ikut balapan liar dan mengemudi dalam keadaan mabuk karena pengaruh obat terlarang !!! tersentak aku mendengar kabar buruk tersebut ,, bisa adik ikut saya untuk memastikan korban? Iya..pak suaraku yang aparau dicampur gemetar hanya dianggukan oleh pak polisi yang mengerti apa  maksud ucapannku.
    Bagai kehilangan,sebelah sayapku.. aku kehilangan saudara kembarku, belahan jiwaku...mimpik aneh mungkin menjadi pertanda tersebut. Yang terjatuh dalam tebing itu bukan aku tapi Guntur kakak kembarku yang baik hati tewas secara tragis di jalan raya, di tengah malam yang dingin di tengah kejamnya dunia tanpa pesan dan kesan, tanpa sepatah kata tanpa seseorang di sisinya tapi ia menghadap Pencipta seorang diri tanpa seseorang yang berarti di sisinya. Mengapa seperti ini akhir hidupmu,,, ???
    Ayah..dimana dirimu ,,,Topan kamu dimana. Dimanakah kalian tidakkan kalian memiliki rasa,, tidak inginkah kalian melihat tubuh yang telah kaku ini,,,?? Dimana kalian berada sekarang tak banyak waktu yang tersisah untuk Guntur yang berwibawa,, tak inginkah kalian bertemu untuk terakhir kalianya.??? Dimanakah kalian dang mengapa harus seperti ini. ...

                                           *****bersambung******
  

Petir part 1

Bukan Karena Nama Tapi Tanggal....
        Karya: Ismira Yanti


    Petir...petir...!!! itulah namaku, aneh bukan!!!
Ya,,namaku memang petir, yang selalu diidentik dengan hujan yang deras dan angin yang kencang. Entah...apa yang ada dalam pikiran orang tuaku ketika memberikan nama tersebut. Keluargaku memang unik, kami tiga bersaudara yang kembar identik namun memiliki karakter yang berbeda.  Sama hal seperti diriku, kedua saudara kembarku juga memiliki nama yang aneh dan tidak umum digunakan. Kakak kembarku bernama Guntur sedangkan adik kembarku bernama Topan. Jadi lengkaplah kami menjadi trio penyenta hujan, Guntur, Petir dan Topan. 
    Trio penyerta hujan,,, sapaan akrab untuk si kembar tiga. Mungkin sapaan tersebut takkan berlaku jika ayah dan ibuku berkenan menambahkan embel-embel di akhir atau di awal nama kami bertiga seperti nama Putra atau wardana. Sehingga dengan senang hati, aku akan mengganti namaku itu dengan nama awal atau nama akhir tersebut. Tapi sialnya, kedua orang tuaku enggan menambahkannya tanpa berpikir dampak yang ditimbulkan nama tersebut. Sehingga kami bertiga menjadi bulan-bulan anak-anak  di sekolah dulu sebagai trio penyerta hujan.
    Pada dasarnya pemberian nama itu didasarkan pada makna dan peristiwa yang terjadi ketika kelahiran  sang anak.  Dasar itulah yang menjadi pegangan dan jawaban pamungkas Ayahku untuk menjawab pertanyaan kami bertiga sewaktu kecil dulu. Karena menurut sejarah kelahiran kami pada saat itu  tepatnya tanggal tiga belas bulan April tahun 1997 terjadi hujan deras dan angin kencang yang melanda kota kami. Pada saat itu, ayahku yang seorang petinggi di salah satu perusahaan swasta di kota ini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama ibuku yang dalam keadaan sekarat karena akan segerah melahirkan. Jalan ibu kota yang dipenuhi banjir memaksa ayah dan ibuku berjuang keras untuk mewujudkan keinginan kami untuk melihat dunia. Dan akhirnya harapan dan keinginan kedua orang tuaku dijawab oleh Tuhan setelah empat tahun menanti.
    Di rumah salah seorang warga, tangis tiga orang bayi kembar berhasil lahir di dunia dari ranim mantan pramugari maskapai terbesar di negeri ini tanpa pertolongan dokter.  Disertai dengan deru hujan yang terus menghantam tercetuslah tiga nama sepektakuler aneh, Guntur, Petir dan Topan. Nama yang menurut ke dua orang tuaku merupakan nama yang indah yang  dinama itu, mereka gantungkan harapan dan masa depan yang indah. Nama  yang tiba-tiba tercetus ketika ayahku selesai membacakan Azah di kuping kami bertiga. Dan langsung disetujui tanpa dilakukan pemungutan suara terlebih dahulu.
    Guntur, Petir, dan Topan si trio penyerta hujan. Walaupun kami kembar identik tapi kami memiliki karakter yang berbeda. Guntur yang kakak memiliki karakter pemimpin yang  berwibawa, cerdas, dan ramah. Sedangkan aku kembar yang berada di tengah berkarakter cuek, jenius dan penyendiri . Berbanding 360% dengan adik kembarku Topan yang selengean, suka bercanda dan suka melakukan petualangan.  Kami bertiga memang cerdas dan selalu mendapat rengking pertama, kedua, dan ketiga dalam urutan siswa berprestasi di sekolah. Namun, bukan berarti kami tidak menjadi bahan lulucon anak-anak. Trio penyerta hujan, sapaan yang membuatku enggan untuk bergaul dengan anak-anak lainnya. Entahlah..tetapi sapaan tersebut selalu mengusik batinku.
    Walaupun di masyarakat, keluargaku terlihat harmonis dan sejahtera namun semua hanyalah kamuflase semata. Ayahku yang awalnya menganut  ajaran tianghoa (Cina) sebelum menjadi mualaf dan menikah dengan ibuku yang merupakan keturunan indo-arab  yang sangat taat beragama. Adalah sosok yang  sangat baik hati dan bersahaja  .Namun, kini menjadi sosok yang menakutkan, pemarah yang membenci keberadaan kami bertiga. Entah dari mana asal-muasal kebencian tersebut.
Melihat betapa tulusnya orang-orang melihat keluargku, membuatku selalu marah pada keadaan dan pada diriku sendiri. Semua berawal dari perkataan ayahku yang menurutku sangat menyakitkan dan membuatku tak dapat memaafkannya. Apa yang salah padaku dan kedua saudara kembarku, kami tidak meminta dilahirkan  di dunia yang fana ini dan kami tidak perna memaksa untuk hal itu. justru, kami bersyukur lahir dikeluarga yang jelas dan berada ini. Tapi, mengapa kami disalahkan atas musibah yang menimpah keluarga ini setelah kelahiran kami bertiga.
    Mungkin Tuhan berkehendak lain tetapi setelah kelahiran kami, keluargaku yang harmonis mulai terusik. Berawal dari turunnya harga saham di pasar saham yang menyebabkan perusahaan tempat ayahku bekerja mengalami krisis ditambah lagi dengan banyaknya uang nasabah yang di bawah lari dan digelapkan oleh petinggi bank lainya. Membuat ayahku turut bertanggung jawab atas nasib para karyawan dan kelangsungan perusahaan tersebut. Keadaan yang buruk tersebut sangat sulit di atasi dan membuat Ayahku melakukan pinjaman ke pihak lain dengan jaminan seluruh aset keluargaku.
.Beberapa tahun berlalu, kami bertiga telah remaja dan kini kami telah duduk di bangku kelas dua SMP  di sekolah yang sama.  Sore  itu tepat tangga 12 April 2009 kami, trio penyerta hujan akan merayakan ulang tahun yang ke-12 . Sambil menunggu jam pergantian malam, Guntur kakak kembarku mendapat telpon dari teman karibnya, Angga, bukan  ucapan selamat yang kami terima melainkan kabar buruk. Angga  memberitahukan bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat pada yang terbang jam 7  malam waktu Bangkok . Kami panik dan khawatir memikirkan keadaan Ibu kami yang juga berada di Bangkok untuk melaksanaan tugas keprofesionalannya. Ibuku yang merupakan mantan pramugari kembali dipanggil oleh perusahaannya yang dulu untuk bekerja dan itu menjadi salah-satu penopang perekonomian keluargaku yang kurang stabil saat itu.
    Bagaikan tersengat listrik, kami  menyadari bahwa jika ibu kami terbang jam 2 siang waktu Bangkok seharusnya sudah  berada di rumah  sejak tadi karena sekarang telah jam 9 malam sedangkan penerbangan dari Bangkok ke kotaku hanya sekitar tiga jam.  Dan jelaslah sudah, mendengung kelabu kembali menyelimuti keluargaku. Ibuku tercinta turut menjadi korban kecelakaan pesawat tepat ketika kami hendak merayakan hari ulang tahun kami. Tanggal 13 April. Ibuku menjadi salah satu pramugari yang meninggal dalam peristiwa tersebut. Satu alasan yang tak kami ketahui, mengapa ibuku tidak jadi terbang pada jam dua siang waktu Bangkok tetapi  menggantinya dengan jam 7 malam .
    Ya..tanggal 13 bulan Empatlah yang membuat ayahku sangat membenci kami bertiga. Banyak alasan memang yang melatarbelakangi kebencian tersebut. Pertama, turunnya nilai saham ayahku juga tepat pada tanggal 13 bulan April 1999  yang membuat keluargaku hampir bangkrut dan rumah kami menjadi tawanan bank hingga kini. Kedua, ibuku meningggal dunia juga pada tanggal dan bulan yang sama 13 April 2009. Dan sialnya kami juga lahir ditanggal dan bulan yang sama. Ditambah dengan musibah-musibah lain yang menimpah kelurgaku yang juga di tanggal yang sama walau dengan bulan yang berbeda atau sebaliknya di bulan yang sama namun pada tanggal yang berbeda. Semakin mengukuhkan kenyakinan Ayahku bahwa keberadaan  kami bertigalah yang menjadi  asal muasal semua kesialan tersebut. Aneh...memang tapi menurut ayahku yang memang dibesarkan di lingkungan Chinis, angka tiga belas dan angka empat adalah angkat sial dan angka yang mati dalam perhitungan mereka dan Ayahku paham betul akan hal tersebut sehingga tepatlah bahwa semua bukan karena nama tapi karena tanggal. Tanggal tiga belas dan tanggal empat yang menguras nalar manusia.
    Kebencian yang semakin memuncak, membuat keluarga ini menjadi hancur berantakan. dan aku mengapa jadi seperti ini? Mengapa aku memiliki sesuatu yang misterius dan dapat menghancurkan, kekuatan seperti apa ini ?, mengapa aku bisa membunuh dan mengapa mesti ayahku korbanya ? kenapa Guntur, kakak kembarku  dapat meninggal dini hari di jalan raya tanpa seseorang yang dikasihi di sisinya. Mengapa Topan bisa terjerumus dalam dunia yang kelam ? mengapa…mengapa bias terjadi ?
                                                                 *** bersambung****

Tau Nggak Sih...!!!!!

Bawang putih atau Allium sativum L. Memiliki banyak kandungan kimia yang bermanfaat buat tubuh kita loh..!!. Bawang putih mengandung zat alisin yang mengandung berbagai khasiat, diantaranya khasiat untuk melindungi vitamin B1 (thimine) yang terdapat dalam makanan sehingga tubuh dapat memanfaatkannya secara optimal. Zat ini juga mampu menstimulasi gerak peristaltik pada dinding usus dan memacu gerakan perut sehingga dapat meningkatkan sekresi enzim-enzim pencernaan dan menyebabkan makanan menjadi mudah untuk dicerna. Alisin juga mempunyai kemampuan untuk bersatu dengan protein yang berdaya antibiotik untuk kemudian membunuh kuman, bakteri, ataupun jamur penyebab penyakit. Zat ini juga mampu mengenai sel-sel saraf yang sakit sehingga dapat menghilangkan rasa nyeri. Selain itu, alisin juga mampu berkaitan dengan lipoid dan kemudian memberi efek menenangkan bagi tubuh.
    Bawang putih juga kaya akan zat-zat yang membuatnya menjadi hepatroptektor (pelindung hati), dan dapat menghambat kerja sel sarkoma yang dapat menyebabkan kanker payudara. Waw...jadi para lady’s jangan pantang untuk mengkonsumsi bawang putih ya !!!.  Zat thiamine yang dikandungnya berfungsi sebagai pembentuk senyawa yang bersifat allithiamin (senyawa vitamin B1) yang mencegah sembelit. Sedangkan kandungan salvatine yang ada mampu mempercepat pertumbuhan jaringan dan sel-sel manusia dan mestimulasi sisten syaraf.
    Bawang putih juga mengandung zat diallidisulfida yang  dipercaya sebagai zat anticacing. Selain itu, bawang putih juga berkhasiat melancarkan aktivitas fibrinolitik (pelarutan dan penggumpalan darah) sehingga dapat mencegah penimbunan plak dalam pembuluh darah arteri sehingga banyak orang menggunakan bawang putih sebagai salah satu alternatif yang mudah, murah dalam mencegah menuaan dini. Jadi,  para insan yang ngk pengen cepat tua perbanyaklah mengkonsumsi si kecil ini.

Titik


 satu kata tak bermakna
 sebuah karya tak berbingkai
Penanda akhir sebuah perjalanan
Penanda awal yang baru dimulai
Menuliskannya hanya membutuhkan sedikit tinta

Bagai noda kecil di kerta putih
Bagai debu di lantai yang bersih
Itulah titik yang tak dianggap
Namun kehadirannya begitu nyata

Cukup diingat tak perlu dibanggakan
Tak perlu besar untuk menjadi penting
Tak perlu  berharga untuk menjadi mahal
Cukup menjadi titik
namun mampu melukis dunia


AKU PERCAYA Untuk kau yang mungkin telah lupa

Karya Ismira

Sahabatku....
Mungkin kau telah lupa
Saat kita melangkah bersama di tengah hujan
Saat kita berusaha merajut mimpi yang indah
Saat itu  kau berkata berkata
Kita akan selalu bersama
Selamanya...

Tapi mengapa saat aku terjatuh di tengah badai
Kau malah berpaling meninggalkanku
Meninggalkan pedih karena penghianatanmu
Bukankah kau akan selalu ada
Di saat suka dan dukaku

Entahlah, tapi aku percaya
Kau adalah anugerah terindah
Yang diberikan Tuhan
Untuk mewarnai lembar kisah hidupku yang kelam
Dan aku percay itu

Tipu Daya




Dunia kini penuh tipu muslihat
Manusia baik menjelma menjadi  iblis yang jahat
Manusia Jahat berubah menjadi melaikat penolong 
Semua wajah mengenakan topeng kesucian
Ketika mentari menyongsong fajar

Apa yang dapat dilakukan manusia
Ketika generasi baru tumbuh
Ketika yang muda bertanya
Ketika semua kesucian dipertanyakan
Tanda tanya selalu terpampang dijidat
Menagih penjelasan yang tak perna ada

Permainan kata dan pergantian topeng
Jadi  solusi yang justru tidak memecahkan kebuntuhan
bUjuk rayu dan kata maaf kini telah diragukan
Sebab dunia telah penuh tipu daya



Tips :

Langkah Mudah Menentukan Judul


Udah semester akhir tapi belum nemu judul yang tepat baut diajuki.  Eemm...mencari judul tidaklah sesulit yang kita bayangkan loh !!!. Berikut ini, beberapa langkah mudah yang bisa Anda coba untuk menentukan judul yang tepat untuk skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir, tugas khusus dan penulisan karya ilmiah lainnya.

1.    Sesuaikan Judul dengan basic interest/ kesukaan
         Poin pertama yang perlu diperhatikan adalah basic interest/ kesukaan. Bagaimana kita bisa menjadi mau mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai? Pasti hasilnya juga kurang bagus deh !
           Faktor  kesukaan sangat penting dalam menentukan judul karena jika kita mengerjakan sesuatu yang kita suka pasti akan kita lakuin dengan sepenuh hati. Beda halnya, jika mengerjakan sesuatu dengan terpaksa pasti hasilnya kurang bagus alis hasilnya juga dipaksakan. Dengan menentukan judul sesuai dengan kesukaan Anda, maka akan menambah gain interest atau alasan melakukan sesuatu dan bertanggung jawab nantinya terhadap judul yang telah ada pilih.

2.    Sesuaikan dengan kemampuan
          Langkah berikutnya yaitu sesuaikan dengan kemampuan Anda. Secara langsung kemampuan turut mempengaruhi performent ke depannya ketika Anda mempertanggungjawabkan judul yang telah Anda susun.  Kemampuan bisa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap karya tulis yang akan Anda buat. Akan riskan jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya ilmiah, namun Anda tidak mempunyai kemampuan terhadap apa yang Anda akan kerjakan.
      Judul yang dipilih tanpa disesuaikan dengan kemampuan justru akan memperberat tugas Anda. Banyak waktu yang terbungan percuma untuk mendapatkan informasi terhadap materi judul yang akan Anda buat sebab Anda harus belajar dari awal materi-materi tersebut belum lagi waktu yang Anda butuhkan untuk mencari referensi pendukung lainnya. Jadi, pertimbangkanlah !!


3.    Simulasikan hasil judul sementara dengan kebutuhan masyarakat
           Makna dari membuat sebuah karya tulis  yaitu  sebagai alasan bahwa apa yang telah kita hasilkan memberikan kontribusi yang berarti bagi orang lain. Apa gunanya jika karya tulis yang kita buat dengan bersusah payah hanya menjadi kertas berisi materi untuk melunturkan tanggung jawab kita sebagai seorang mahasiswa dan hanya untuk memperoleh gelar semata.
Mensimulasikan karya tulis dapat kita lakukan dengan bertanya langsung, membagikan angket dan berbagai hal yang dapat kita lakukan untuk memperoleh data yang valid yang dapat memberikan informasi tentang kebutuhan masyarakat sehingga karya tulis yang kita buat dapat bermanfaat.

4.    Cari referensi yang mendukung
            Referensi ini merupakan langkah terpenting lainnya setelah Anda menentukan judul. Tidak mungkinkan kita menulis karya ilmiah tanpa menggunakan referensi sebagai dasar materi.  selain itu, mungkin judul yang Anda ambil sudah perna dipakai oleh orang lain lebih dulu  jadi tidak ada salahnya jika kita mencari referensi sejenis sebagai bahan bandingan. Berbagai referensi dapat Anda temukan melalui;
a.    Karya ilmiah sejenis
        Karya ilmiah sejenis adalah cara paling gampang untuk mencari judul karya tulis ilmiah. caranya cukup melihat pada bagian saran. Biasanya peneliti terdahulu menyarankan para peneliti selanjutnya mengenai hal-hal yang kurang dapat penelitian tersebut sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Selanjutnya hasil saran yang ada dapat Anda sesuaikan dengan judul yang akan Anda ambil. Tetapi perlu diingat jangan mengambil judul yang sama minimal sudah berganti wajah sehingga Anda tidak dianggap plagiat.
b.    Internet
          Pencarian di internet memang lumrah, tetapi jangan terkesan mengkopi paste materi tersebut. Pelajari dan simpulkan materi tersebut. Untuk pencarian materi Anda dapat mengunjungi situs-situs seperi www. Wikipedia.org 
c.    Buku
         Buku adalah pasokan materi yang paling diakui keabsahannya. Oleh karena itu, carilah buku-buku tingkat internasional sehingga derajat kualitas materi diakui. Kalau dari tingkat nasional carilah penerbit yang menjadi rujukan materi dari apa yang Anda pakai dan yang dipakai dosen atau pengajar juga diakui praktisi.
d.    Majalah/ surat kabar
          Media biasanya menjadi salah satu sarana untuk menemukan judul yang bagus karena media selalu digunakan oleh para praktisi mengeluarkan pendapat sehingga kita dapat memperoleh informasi. Selain itu, media seperi majalah dan surat kabar biasa memapilkan hasil penelitian dalam bentuk artikel atau jurnal ilmiah.

5.    Sharing dengan dosen, teman, lainnya
       Sharing ini sangat penting loh...melalui sharing kita dapat memperoleh saran dan kritik  dalam pengambilan keputusan menentukan judul.  Dengan sharing Anda dapat mengetahui kelebihan, kekurangan, kelemahan dan yang menjadi kekuatan dari judul Anda. Oleh karena itu sebaiknya Anda melakukan shering dengan orang-orang yang mengetahui materi dalam judul seperti dosen dan teman-teman Anda.

Selamat Mencoba !!!!

Kamis, 31 Mei 2012

Di Balik Nikmatnya Rokok

Oleh: Ismira

    ROKOK, Siapasih yang tidaktahu?Ya, semua orang tentu sudah mengetahuinya.Hanya denganmenyebutsatu kata, ROKOK! Setiap orang sudah pastitahu,bagaimana wujudnya, baikbentuk,ukuran,warna,jenis serta h arga dari produk tersebut sudah dapat ditebak sebab produk ini sangat mudah ditemukan di tengan masyarakat dan peredarannya pun tidak diawasi sehingga produk ini dapat dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat. Em…Seandainya saja di dunia ini,terdapat ujian test yang soalnya mengena irokok,dan pesertanya merupakan para pecandu ataupun para kolektor rokok dapat dipastikan peserta ujian tersebut akan lulus 100%, tentu tidak diragukan lagi.Tapi tahukah kalian bahwa rokok itu dapat menjadi boomerang bagi diri sendiri dan orang lain.
       Rokok, produk industry yang berukuran ± 10 cm ,berbentuk silinder dan dilapisi dengan kertas dan di ujungnya terdapat spons yang berfungsi sebagai tempat menghisap. Produk ini dikonsumsi dengan cara dihisap tetapi terlebih dahulu harus dibakar sehingga mengeluarkan asap pekat  berwarna putih yang beraroma khas tembakau. produk industry initer buat dari racikan tembakau, MG Tar, Nikotin, yang diolah  sedemikian rupa dengan berbagai rasa yang ditawarkan mulai dari menthol sampai rasa mint juga tersedia dan harga yang ditawarkan pun dapat dijangkau sehingga tidak heran jika produk ini paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya kaum pria,dari orang tua sampai dengan remaja usia belasan tahun bahkan sekarang terjadi fenomena balita dan anak-anak usia 2,5-9 tahun yang menjadi pecandu rokok yang semuanya berawal dari coba-coba dan berakhir dengan ketagihan.
      Mengapa rokok begitu dinikmati? Padahal secara terang-terang dicantumkan pada kemasan rokok bahwa Rokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan jantung, Impotensi, dangan gaguan kehamilan dan janin.yang tentu dapat berdampak buruk. Tatapi rokok tetap saja menjadi favorit, seakan-akan rokok bagaikan magnet untuk menguras dompet dan merogok kocek lebih dalam hanya untuk memperoleh kenikmatan yang ditawarkan dan sebagai sarana pelepasan stres, yang sebenarnya dapat dikategorikan sebagai kegiatan bakar-bakar uang. Bahkan bagi remaja yang dalam masa transisi menganggap “jika tidak merokok berarti tidak gaul, tidak macho”,suatu anggapan yang salah tetapi dapat mengakibatkan kualitas dan  moral generasi muda bangsa menurun. Selain itu,di lingkup yang lebih luas,ternyata rokok juga turut menyumbangkan CO2 dalam menyebabkan pemanasan global di muka bumi dan banyak lagi dampak-dampak lainnya yang disebabkan oleh rokok.
      Intinya bahwa rokok bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi, rokok memang  merupakan produk industry yang banyak dikonsumsi terutama untuk menghilangkan stress dan mendatangkan keuntungan dalam kegiatan perekonomian tetapi di sisi lain, rokok juga dapat menyebabkan kerugian di beberapa segi kehidupan terutama segi kesehatan.
   

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU Oleh ISMIRA YANTI

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Oleh
ISMIRA YANTI

****************************************************************************************


BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1    Latar Belakang

              Mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia (RI) No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) dengan tegas menjelaskan bahwa Guru adalah tenaga professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Begitu pula menurut Undang-undang  Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian  kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
            Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran  dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi. 
        Kompetensi merupakan kemampuan dalam melaksanakan sesuatu yang berupa pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemahiran,yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Terkait dengan hal tersebut, maka salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru khususnya bagi guru profesional adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam kaitanya dengan kemampuan mengolah pembelajaran dan peserta didik
Masalah Kompetensi guru selalu mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada umumnya dan oleh ahli pendidikan pada khususnya. Pemerintah memandang bahwa kompetensi guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa.
          Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan sehingga pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan- tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pemahaman wawasan kependidikan guru, pengembangan kurikulum, penggunaan metoda mengajar, strategi belajar mengajar,  sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru harus mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena memang peserta didiklah subjek utama dalam belajar.
         Kompetensi pedagogik merupakan salah satu dari standar kompetensi yang terintergrasi sebagai kinerja guru,  dimana kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaanya selama periode tertentu sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai kompetensi pedagogik guru Indonesia lebih mendetail.

1.2  Rumusan Masalah
        Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah  ini adalah      bagaimanakah kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru Indonnesia   ?

1.3  Tujuan
      Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan peniulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru Indonesia.

1.4  Manfaat
 
1.    Manfaat Praktis
a.  Penulis, makalah ini memberikan pengetahuan lebih mengenai kompetensi pedagogik yang wajib dimiliki seorang guru profesional sehingga dapat memberikan gambaran umum kepada penulis  yang notabene calon guru mengenai bagaimana sebenarnya sosok guru profesional itu.
b. Pembaca, makalah ini dapat menjadi sumber informasi mengenai kompetensi pedagogik guru Indonesia.
2.Manfaat teoritis adalah bahwa makalah ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan, karena diperoleh dari sumber-sumber yang terpercaya, salah-satunya melalui skipsi yang telah diujikan.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1     Kompetensi Pedagogik Guru
2.1.1 Kompetensi  Guru
        Kompetensi berasal dari bahasa Inggiris yaitu competence. Maknanya sama dengan being competent, sedangkan competent sama artinya dengan having ability, power, authoority, skill, knowledge, attitude dan sebagainya. Dengan demikian kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keteram¬pilan dan pengetahuan seseorang dibidang tertentu. Jadi kata kompetensi diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau suatu keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan (Rastodio,www.kompetensi guru.go.id).              
           Majid (2005: 6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Syah (2000: 229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (2001: 14) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif
         Depdiknas (2002: 1) merumuskan bahwa  kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam keputusan Mendiknas Tahun 2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Selain itu ada juga yang memberi makna kompetensi hampir sama dengan keterampilan hidup atau "life skills". Kompetensi atau keterampilan hidup dinyatakan dalam bentuk kinerja atau performansi yang dapat diukur.
     Mulyasa (2003: 38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Robbins (2001: 37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.
        Muhaimin (2004: 151) menjelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus  ditunjukkan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika.
       Kompetensi sebagai karak¬teristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi. Kompetensi memiliki lima karakteristik, yaitu (1) motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu, (2) sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan komite terhadap situasi atau informasi (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai, image diri seseorang  (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu dan (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental ( ilyas,www gudang materi.com).
       Menurut Lefrancois (Jamal, 2009: 57) kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Syah (2000: 230), mengemukakan kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa  Kompetensi adalah kemampuan seseorang berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan-latihan baik secara kognitif, afektif, dan performance sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik secara cerdas dan dapat dipertanggungjawabkan.
         Mengacu pada pengertian kompetensi di atas, maka dalam memaknai kompetensi guru, sebagaimana dikemukakan oleh Surya (seminar sehari 6 Mei 2005) yang dikutip dalam Kunandar (2007), adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
        Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a.    Kompetensi kepribadian
     Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi ini meliputi: 1). kepribadian yang mantap dan stabil, 2). kepribadian yang dewasa, 3). kepribadian yang arif, 4). kepribadian yang dewasa, 5). berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
b.    Kompetensi pedagogic
       Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini meliputi: 1). memahami peserta didik secara mendalam, 2). merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, 3). melaksanakan pembelajaran, 4). merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, 5). mengembangkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
c.    Kompetensi profesional
      Kompetebsi profesional adalah, kemampuan penguasaan mata pelajaran secara luas dan   mendalam. Kompetensi ini meliputi: a). menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, b). menguasai struktur dan metode keilmuan.
d.    Kompetensi sosial
          Kompetensi sosial adalah, kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini meliputi: a). mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, b). mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, c). mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

        Keempat kompetensi di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu.secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disipin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content); (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pembelajaran,evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan dan (d) pengembangan kepribadian dan profesonalisme secara berkelanjutan.


2.1.2    Konsep Kompetensi Pedagogik
          Secara etimologis pedagogik berasal dari kata Yunani ëpaidí artinya anak serta ëagogosí artinya membimbing. Jadi pedagogik diartikan sebagai membimbing anak atau lebih populernya mengajar anak. Pedagogik sering disandingkan dengan kata andragogik yang berarti membimbing orang dewasa atau bahasa populernya mengajar orang dewasa. Oleh karena pedagogik itu sering diartikan dengan pengajaran maka kompetensi pedagogik sering disamakan dengan istilah kompetensi pengajaran (Sudarwan, 2010:  47)
            Menurut Sarimaya (2008: 19) bahwa kompetensi pedagogik merupakan segala kemampuan guru yang berkaitan dengan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. 
            Dalam Pasal 3 Butir a Penjelasan PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 
        Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang – kurangnya meliputi:
(a)    Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
        Dalam hal ini guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek ( mata pelajaran ), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menyelenggarakan  pembelajaran di kelas.  Secara ontentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijasah keahlian mengajar ( akta mengajar ) dari lembaga yang diakreditasi pemerintah.
(b)    Pemahaman terhadap peserta didik.
       Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati pengetahuan dan pemahamann terhadap latar belakang pribadi anak, serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa – masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem – problen yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
(c).  Pengembangan kurikulum / silabus.
       Guru memiliki pemahaman  prinsip dasar pengembangan kurikulum  pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
(d) Perancangan pembelajaran
      Guru memiliki kemampuan merencanakan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
(e).  Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
     Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog, proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realitas masyarakat.
         Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor eksternal maupun faktor internal.
       Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pembelajaran menyangkut tiga hal: pretes, proses, dan  post tes   : Pre tes memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, yang berfungsi untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, dengan pre tes maka pikiran mereka terfokus pada soal yang harus dikerjakan.
       Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. Proses adalah sebagai kegiatan ini dari pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan efektif, apabila seluruh pesera didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik Maupun sosial.
       Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan gairah belajar yang tinggi, nafsu belajar yang besar dan tumbuhnya rasa percaya diri.
      Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dan prilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. Post Test, Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Post test memiliki banyak kegunaan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post test adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan.
(f)  Pemanfaatan teknologi pembelajaran                                                    
     Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi. Fasilitas pendidikan pada umunya mencakup sumber belajar, sarana dan prasarana sehingga peningkatan fasilitas pendidikan harus ditekankan pada peningkatan sumber-sumber belajar, baik kuantitas maupun kualitasnya, sejalan dengan perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini.Sehubungan dengan itu, peningkatan fasilitas laboratorium, perpustakaan, atau ruang-ruang belajar khusus seperti ruangan komputer, sanggar seni, ruang audio dan video seyogianya semakin menjadi faktor-faktor yang diperhatikan dalam peningkatan fasilitas pembelajaran.
Bagaimana mendidik peserta didik adalah mengembangkan potensi kemanusiaannya, sehingga mampu berbuat sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti nilai keagamaan, keindahan, ekonomi, pengetahuan, teknologi, sosial dan kecerdasan. Teknologi pembelajaran merupakan sarana pendukung untuk membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data, informasi materi pembelajaran, dan variasi budaya. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisir ,menganalisis dan memilih informasi yang paling tepat dan berkaitan langsung dengan pembentukan kompetensi peserta didik serta tujuan pembelajaran. Dengan penguasaan guru terhadap standar kompetensi dalam bidang teknologi pembelajaran dapat dijadikan salah satu indikator standar dan sertifikasi kompetensi guru.
(g)    Evaluasi hasil belajar
        Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar penilaian akhir satuan pendidikan serta penilaian program.
(h)    Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
        Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagi potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan remedial, serta bimbingan konseling (BK).

        Kompetensi pedagogik  berurusan dengan tugas utama guru sebagai pengajar  yang intinya adalah bagaimana seorang guru dapat melaksanakan pengajaran dengan baik. Kompetensi pedagogik memang penting dalam memiliki posisi yang sangat strategis untuk mensukseskan pendidikan baik di dalam ruang kelas maupun di luar ruang kelas, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah,sebatas masih berada di dalam rambu-rambu pendidikan di sekolah. Dengan tanpa mengesampingkan penting dan strategisnya tiga jenis kompetensi lainnya, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, kompetensi pedagogik memang harus dimiliki, dikuasai dan sekaligus dipraktekkan oleh setiap guru dalam menjalankan tugas utamanya sebagai pengajar.
     Menurut Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan Nasional, kompetensi pedagogik guru meliputi: (1). Kemampuan menguasai bahan ajar, (2). Kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3). Kemampuan mengelola kelas, (4). Kemampuan menggunakan media/sumber belajar, (5). Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan, (6). Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar, (7). Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran, (8). Kemampuan mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan konseling, (9). Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan, dan (10). Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran (Udin Saefudin Saud,2009 :  79).
          Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.  Depdiknas (2004:  9) menyebut kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini  dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.
        Kemampuan pedagogik menurut Suparno dalam ichwan (2010 : 18) disebut juga kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan  perkembanganya,mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkembangan siswa, serta menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada giliranya semakin meningkatkan kemampuan siswa.
         Oleh karena itu, kompetensi pedadogik wajib dimiliki oleh setiap guru Indonesia sebagai wujud profesionalitas kerja untuk  mewujudkan cita-cita dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.





BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
         Kompetensi adalah kemampuan seseorang berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan-latihan baik secara kognitif, afektif, dan performance sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik secara cerdas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang – kurangnya meliputi:
(a)    Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b)  Pemahaman terhadap peserta didik, (c)  Pengembangan kurikulum / silabus,  (d) Perancangan pembelajaran,  (e) Perancangan pembelajaran, (f).  Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (g) Evaluasi hasil belajar, (h)  Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

3.2 Saran 
    Guru sebagai tenaga profesional sudah sepatutnya memiliki dan menerapkan  kompentensi-kompetensi yang dimiliki, salah-satunya kompetensi pedagogik yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas  .